Suatu buku yang saya rekomendasikan, dan konsep Allah yang benar.
Bila kita mengenal Allah kita secara benar, barulah seseorang itu bisa mengenal dirinya siapa, berikut tentang sinopsis yang saya ambil dari majalah Pillar:
Tentulah istilah yang terdapat pada judul buku di atas tidak asing
lagi bagi kita orang-orang Reformed yang sangat akrab membicarakan
tentang Allah kita yang memiliki tiga pribadi dalam satu substansi. Akan
tetapi pengertian seperti ini sangat sulit diterima oleh orang
non-Kristen karena sepertinya nggak masuk akal. Apakah ini berarti Allah
Tritunggal hanya 'menjadi' benar ketika dibicarakan dalam gereja?
Bagaimana kita dapat meyakinkan teman kita yang mungkin kesulitan
menerima fakta ini ketika kita mencoba berbagi kesaksian Injil dengan
mereka? Sebelum kita mencoba membagikan fakta tentang Allah Tritunggal
ini, kita pun harus melihat ke dalam diri kita, apakah kita sudah
sungguh-sungguh mengimani arti Tritunggal yang sesuai dengan Alkitab.
Buku
Allah Tritunggal ini dengan detail memaparkan penjelasan tentang
doktrin yang kerap kali ditolak atau disalah mengerti oleh beberapa
denominasi Kekristenan. Pada bagian pendahuluan, Pdt. Dr. Stephen Tong
mengingatkan kalau konsep ini bukan semata-mata hasil dari pemikiran
manusia yang terbatas, tetapi ini adalah suatu konsep yang tidak dapat
dihindari oleh manusia karena Allah telah menyatakan Diri kepada
manusia.
Sebelum penjelasan mengenai doktrin ini dipaparkan lebih
mendalam, Pdt. Dr. Stephen Tong membahas secara singkat alasan mengapa
kita perlu mengerti theologi, yaitu supaya kita mendapatkan pengenalan
akan Allah yang sejati dan melalui ini kita berkeinginan untuk semakin
memuliakan Dia yang akan membuat kita lebih giat bersaksi tentang Dia.
Beliau juga tidak melupakan fakta bahwa ada kesulitan yang akan kita
temui dalam pembelajaran mengenai Allah Tritunggal. Pdt. Dr. Stephen
Tong mengistilahkan Doktrin Allah ini sebagai sesuatu yang
“supra-rasional”, yang tentu saja sulit diterima dan dimengerti oleh
rasio. Walaupun demikian, kita harus menganut sikap yang terbuka karena
dengan terbuka di hadapan Tuhan, barulah kita dapat memandang segala
sesuatu dengan tepat, karena kita melihat segala sesuatu melalui mata
Tuhan.
Bab pertama memberikan suatu penjelasan yang bersifat
fondasi karena menekankan tentang pengenalan akan Allah. Ini mencakup
konsep Tritunggal yang dijelaskan dalam Perjanjian Lama. Istilah
Tritunggal sendiri memang tidak pernah muncul dalam seluruh Alkitab.
Namun secara totalitas, seluruh isi Alkitab memberikan kita sebuah
konsep yang jelas mengenai Allah yang memiliki tiga pribadi. Kesulitan
yang dihadapi orang-orang untuk mengerti Tritunggal telah membuahkan
beberapa analogi yang berusaha untuk membuat manusia lebih mengerti.
Sayangnya analogi-analogi tersebut pun memiliki banyak kekurangan dan
tidak bisa secara keseluruhan mencakup Tritunggal itu sendiri. Hal ini
membuat kita sadar bahwa Allah memang tidak terbatas sehingga tidak
mungkin dijelaskan dengan analogi buatan manusia yang sangat amat
terbatas.
Selanjutnya, pembahasan dilanjutkan dengan memaparkan
secara lebih mendalam tentang Doktrin Tritunggal berdasarkan ayat-ayat
Alkitab. Pada Abad Pertengahan terdapat dua pandangan yang salah
mengenai Tritunggal. Di satu sisi ada yang menganggap ada tiga allah;
dan di sisi lain ada yang mengangap allah hanya satu namun bisa hadir
dalam tiga keadaan yang berbeda. Tetapi Alkitab dengan jelas menekankan
fakta mengenai Allah yang Esa seperti yang tertulis dalam Ulangan 6:4-5
bahwa: “TUHAN itu Allah Yang Esa”. Akan tetapi doktrin ini disampaikan
secara bertahap (progressive revelation) di mana pada awalnya
Allah menyatakan hal-hal yang sangat mendasar mengenai Dia, yaitu Dia
adalah Allah satu-satunya, dan kemudian wahyu ini menjadi semakin jelas
mengatakan bahwa Allah memiliki tiga pribadi. Penyataan Allah secara
bertahap ini bertujuan agar manusia tidak jatuh ke dalam pengertian yang
salah yakni politheisme. Allah ingin agar manusia mengerti
dengan benar konsep yang sangat mendasar mengenai kepercayaan akan satu
Allah yang memiliki tiga pribadi dalam esensi yang Esa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar