Rabu, 12 Februari 2014

Kedalaman ETT (optimal endotracheal tube length for orotracheal intubation)

Kedalaman ETT
         Kedalaman ETT penting sekali untuk dievaluasi. Tujuannya untuk melindungi pita suara (beserta saraf2nya seperti SLN (superior laryngeal nerve), RLN (recurrent laryngeal nerve) dan menghindari intubasi endobronkial. Bila terlalu dekat dengan pita suara akan menyebabkan suara serak (saraf SLN), stridor/distress pernafasan (RLN), menghindarkan rusaknya cincin krikoid dan bila terlalu dekat dengan karina (cabang trakea yang menjadi bronkus kanan dan kiri) akan menyebabkan kolapsnya paru kiri (atelektasis) dan hiperinflasi paru kanan (dapat menyebabkan pneumotoraks).
             Kita harus memahami anatomi laring dan trakea. Laring terdiri dari sembilan tulang kartilago yaitu 1 tulang kartilago tiroidea, 1 epiglotis, 1 kartilago krikoid, 2 ariteoid, 2 kornikulata, dan 2 kuneiformis. Di dalam laring ini terdapat kotak suara (Voice box) yang merupakan alat musik terbaik yang melebihi kehebatan alat musik ciptaan manusia yang pernah ada, karena hanya alat musik ini yang dapat mengeluarkan nada dan irama sekaligus dengan kata-kata (bernyanyi), sedangkan alat musik seperti piano hanya bisa mengeluarkan nada dan tidak bisa bernyanyi.



           Berdasarkan website ini: http://www.bartleby.com/107/236.html menyebutkan bahwa ukuran laring sbb:

In males.In females.
Length44 mm.36 mm.
Transverse diameter43 mm.41 mm.
Antero-posterior diameter  36 mm.26 mm.
Circumference136 mm.112 mm.

           Trakea memiliki komposisi yang keras tetapi bersifat fleksibel (bentuknya seperti pipa) dan terletak di anterior esofagus. Trakea melekat pada kartilago krikoid (pada level vertebrae C6), dan berakhir pada mediastinum bercabang menjadi bronkus primer kiri dan kanan setinggi vertebra level T5 (karina) seperti pada gambar dibawah. Trakea berbentuk huruf  "C" terdiri dari dari kartilago hialin yang berfungsi melindungi saluran pernafasan saat proses menelan supaya saat esofagus melakukan gerakan peristaltis propulsif tidak menyebabkan perasaan nyangkut di leher.



          Oleh karena itu, dari berbagai jurnal menyebutkan ujung ETT harus 3-4 cm di atas karina begitu pula balon ETT harus 3-4 cm dibawah pita suara, dan harus betul-betul dipastikan ETT tidak terletak pada krikoid tetapi harus di trakea, karena anatomis trakea pada bagian posterior terdiri atas otot polos yang berbatasan langsung dengan esofagus yang memungkinkan mengurangi tekanan akibat terlalu kembangnya balon.
Biasanya ETT itu diatas balonnya ada garis hitam (seperti gambar kanan atas), bila garis hitam ini kita tempatkan dibawah sedikit pita suara maka intubasi endobronkial dan pita suara akan aman.
      Berdasarkan jurnal Appropriate depth of placement of oral endotracheal tube and its possible determinants in Indian adult patients di alamat: 
disebutkan  bahwa panjang antara bibir ke karina dapat diperkirakan dengan rumus:
            (L-C) = 0.478 + 0.14 × height (cm)
selanjutnya kedalaman optimal intubasi ETT rumusnya:
            {Height (cm)/7} – 2.5
Dari buku-buku anestesi disebutkan panjang ETT dari bibir ke ujung ETT sbb:
- Bayi cukup bulan 12 cm
- Anak                     14+umur/2
- Dewasa                  3xdiameter ETT
         Dari penjelasan semuanya itu, secara cepat untuk mengevaluasi penempatan ETT adalah:
- Periksa bunyi suara paru di 3 tempat yaitu apeks kiri-kanan, medial kiri-kanan dan basal kiri-kanan.
- Menempatkan garis hitam ETT yang diatas balon dibawah pita suara sedikit
- Perabaan di atas lengkung suprasternal
- atau x-ray toraks
Kesimpulannya: panjang intubasi ETT penting terutama pada pasien yang memakai ventilator yang lama supaya tidak terjadi KTD (kejadian yang tidak diharapkan)
Sekian, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar