Minggu, 10 Juli 2016

Pencobaan

Yakobus 1:12-15 (TB) Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

Jakobus 1:12-15 (TOBA) Martua do halak na manaon di pangunjunan i: Ai dung tau ibana, jaloonna ma tumpal hangoluan, naung diparbagabaga tu angka na holong roha di Ibana. (III.) Unang ma didok manang ise, jumpa tarunjun ibana: Na tarunjun do ahu sian Debata! Ai ndang masa di Debata pangunjunan tu hajahaton; ndang diunjuni Ibana manang ise. Alai ditaiti jala dipaelaela sangkapsangkap ni rohana sandiri do ganup, umbahen na tarunjun. Jadi dung manjangkon sangkapsangkap ni roha i, ditubuhon ma dosa; alai dung gok dosa i, ditubuhon ma hamatean.

James 1:12-14 (NKJV)  Blessed is the man who endures temptation; for when he has been approved, he will receive the crown of life which the Lord has promised to those who love Him.
Let no one say when he is tempted, "I am tempted by God"; for God cannot be tempted by evil, nor does He Himself tempt anyone.
But each one is tempted when he is drawn away by his own desires and enticed.
Then, when desire has conceived, it gives birth to sin; and sin, when it is full-grown, brings forth death.
http://www.bibleforandroid.com/v/8485dc9c8c96

Renungan

Renungan Harian Sabtu, 7/9/16 http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/print/?edisi=20160709
Bacaan: 2 Korintus 13 Setahun: Mazmur 81-87
Berusaha Sempurna
Akhirnya, Saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. (2 Korintus 13:11)

Seorang murid bertanya, "Bagaimana kita dapat memperoleh sesuatu yang sempurna dalam hidup ini?" Gurunya berkata, "Berjalanlah lurus di taman bunga, petiklah bunga yang menurutmu paling indah, dan jangan pernah kembali ke belakang!" Setelah berjalan sampai di ujung taman, murid itu kembali dengan tangan hampa. Guru bertanya, "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?" Ia menjawab, "Sebenarnya aku sudah menemukannya, tapi tidak kupetik karena kupikir mungkin di depan ada yang lebih indah." Di dalam hidup ini, orang selalu ingin mendapatkan yang paling sempurna, tetapi yang sering terjadi, malah ia tidak mendapatkan apa-apa. Hanya Tuhan yang sempurna (Mat 5:48). Pekerjaan-Nya sempurna (Ul 32:4), jalan-Nya sempurna (Maz 18:31), anugerah-Nya sempurna (Yak 1:17), kasih-Nya sempurna (1 Yoh 4:12). Karena itu, Rasul Paulus menasihati agar sesama orang yang tidak sempurna, kita perlu belajar saling menerima, sama seperti Kristus juga telah menerima kita (Rm 15:7). Itu salah satu cara kita untuk belajar dan berusaha supaya sempurna (ay. 11). Kita bertumbuh semakin menyerupai Kristus dengan mendayagunakan sumber daya rohani yang disediakan bagi kita (ay. 13). Tak perlu kita kecewa bila menemukan banyak ketidaksempurnaan dalam hidup ini. Kita semua memiliki idealisme, tapi kita perlu menyikapinya secara realistis. Dalam berbagai ketidaksempurnaan, kita belajar mengandalkan Allah yang mahasempurna. Biarlah anugerah, kasih, dan penyertaan-Nya meneguhkan kita.
--Lim Ivenina Natasya/Renungan Harian
KITA PERLU BELAJAR HIDUP DALAM KETIDAKSEMPURNAAN DENGAN MENGANDALKAN KESEMPURNAAN TUHAN.